Suara Hati: Politik

Belakangan ini lelah banget jadi rakyat Indonesia. Tiap kali buka media sosial isinya toxic semua. Racun. Ada kubu-kubu yang saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Bikin muak aja.
Udah sih, liat pancasila sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. BERADAB. Ya adil, dan beradab juga. Ini kok kerjaannya jelek-jelekin yang lain. Malah ga sedikit yang menebar fitnah. Padahal ketika kalian menjelek-jelekkan yang lain, kalian sedang memamerkan sifat jelek kalian.
Gue walaupun ga suka sama calon pemimpin A, ga lantas membenarkan beberapa oknum di pihak gue yang menjelek-jelekkan apalagi memfinah si A. Ga lantas gue jadi semakin membenci dan ikut-ikutan menghujat si A karena hal itu. Ga perlu kalian seperti itu, gue juga udah bisa nilai si A kok.
Berpolitik itu yang elegan. Ga usah rusuh dan kasar, terutama dalam berujar dan mengetik (ya mengetik guys, jempol sama kejamnya dengan lidah saat ini). Daripada jelek-jelekin yang lain, mending kasih unjuk prestasi dan hasil kerja pihak yang didukung. Jadi rakyat Indonesia itu harus pake otak, jangan pake nafsu. Jadi rakyat Indonesia itu harus elegan, jangan kasar. Jadi rakyat Indonesia itu harus beradab, jangan seperti manusia tidak berakal. Apa yang membedakan manusia dengan hewan? Manusia berakal, hewan tidak. Manusia tidak berakal sama saja dengan hewan.
Rakyat Indonesia itu masih banyak yang cerdas, yang kritis, yang ga gampang kemakan omongan orang lain dan mengandalkan fakta. Terserah rakyat mau berpikir dan memilih dengan melihat dari sisi mana. Apakah menilai dari kinerja dan usaha calon yang didukungnya. Atau apakah dari sifat dan sikap yang ditunjukkan oleh calon yang didukungnya. Atau apakah dari perilaku pendukung si calon pemimpin. Rakyat Indonesia masih punya hati nurani. Jika tak ada lagi yang bisa dipercaya, dengarkanlah hati nurani kalian karena dari sanalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala membisikkan jawaban kepada kita. Janganlah menyalah-nyalahkan pilihan orang lain, pun jangan mengagungkan pilihan kalian.
Be wise. Jangan sering-sering menggiring opini, tapi tampilkanlah data yang valid. Bukan karena kami takut termakan giringan opini kalian. Bukan karena kami takut dibodoh-bodohi, Tapi karena kami sudah terlalu muak dengan ujaran kebencian dan cerita-cerita bohong yang kalian sebar luaskan dengan seenaknya.
Mohon kebijaksanaanya dalam penggunaan media sosial. Kita satu keluarga, satu Indonesia. Tak perlu terpecah belah. Kita semua manusia, bukan kecebong atau kampret. Kita semua berakal dan beradab. Kita semua rakyat Indonesia. Mari junjung tinggi nilai Pancasila terutama sila ke-3 yaitu “PERSATUAN INDONESIA”.
Btw, disini gue mencoba untuk netral. Tidak dalam posisi sebagai pendukung X atau Y atau Z atau siapa pun.
Sekian, curahan hati gue yang selama ini menumpuk mengenai hal ini.

Komentar